29 Juni, 2010

Hukum Kuis Dan Undian Berhadiah

Kuis atau sayembara dalam literatur fiqih disebut dengan istilah “Ju`al” dan hukumnya boleh. Pada hakikatnya praktek jual adalah seorang mengumumkan kepada khalayak bahwa siapa yang bisa mendapatkan barangnya yang hilang, akan diberi imbalan tertentu.
Dan ju`al ini berlaku untuk siapa saja tanpa harus ada kesepakatan antara pemberi hadiah dengan peserta lomba sebelumnya. Dengan dasar “Ju`al” ini maka undian atau kuis dibolehkan Dalam sejarah, Al-Quran Al-Kariem menceritakan tentang kisah saudara Nabi Yusuf as yang mendapatkan pengumuman tentang hilangnya gelas / piala milik raja. Kepada siapa yang bisa menemukannya, dijanjikan akan mendapat hadiah.
Dalil yang membolehkannya adalah firman Allah SWT :
Maka tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan piala ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah seseorang yang menyerukan: “Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang mencuri”. Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru itu: “Barang apakah yang hilang dari pada kamu ?” Penyeru-penyeru itu berkata: “Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya”. Saudara-saudara Yusuf menjawab “Demi Allah sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri dan kami bukanlah para pencuri “. (QS Yusuf : 70- 73)
Haramnya Perjudian
Allah SWT telah mengharamkan perjudian di dalam Al-Quran Al-Kariem dalam firman-Nya.
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfa’at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfa’atnya”. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” Yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, (QS. Al-Baqarah : 219)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah , adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.(QS. Al-Maidah : 90)
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu .(QS. Al-Maidah : 91)
Hakekat Perjudian
Bila diperhatikan dengan seksama, trasaksi perjudian adalah dua belah pihak atau lebih yang masing-masing menyetorkan uang dan dikumpulkan sebagai hadiah. Lalu mereka mengadakan permainan tertentu, baik dengan kartu, adu ketangkasan atau media lainnya. Siapa yang menang, dia berhak atas hadiah yang dananya dikumpulkan dari kontribusi para pesertanya. Itulah hakikat sebuah perjudian.
Biasanya jenis permaiannnya memang khas permainan judi seperti main remi / kartu, melempar dadu, memutar rolet, main pokker, sabung ayam, adu domba, menebak pacuan kuda, menebak skor pertandingan sepak bola dan seterusnya.
Namun adakalanya permainan itu sendiri sama sekali tidak ada hubungannya dengan perjudian. Misalnya menebak sederet pertanyaan tentang ilmu pengetahuan umum atau pertanyaan lainnya. Namun jenis permainan apa pun bentuknya, tidak berpengaruh pada hakikat perjudiannya. Sebab yang menentukan bukan jenis permainannya, melainkan perjanjian atau ketentuan permainannya.
Perbedaan Ju’al Dengan Judi
Antara Ju’al dengan judi memang bisa terdapat kemiripan, bahkan bisa jadi sebuah undian yang pada dasarnya hala bisa berubah menjadi haram bila ada ketentuan tertentu yang menggesernya menjadi sebuah perjudian.
Maka yang membedakannya bukan nama atau pengistilahannya, melainkan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara undian tersebut.
Sebuah undian bisa menjadi judi manakala ada keharusan bagi peserta untuk membayar sejumlah uang atau nilai tertentu kepada penyelenggara. Dan dana untuk menyediakan hadiah yang dijanjikan itu didapat dari dana yang terkumpul dari peserta undian. Maka pada saat itu jadilah undian itu sebuah bentuk lain dari perjudian yang diharamkan.
Contoh Sayembara Yang Diharamkan
Sebuah yayasan menyelenggarakan kuis berhadiah, namun untuk bisa mengikuti kuis tersebut, tiap peserta diwajibkan membayar biaya sebesar Rp. 5.000,-. Peserta yang ikutan jumlahnya 1 juta orang. Dengan mudah bisa dihitung berapa dana yang bisa dikumpulkan oleh yayasan tersebut, yaitu 5 milyar rupiah. Kalau untuk pemenang harus disediakan dana pembeli hadiah sebesar 3 milyar, maka pihak yayasan masih mendapatkan untung sebesar 2 Milyar. Bentuk kuis berhadiah ini termasuk judi, sebab hadiah yang disediakan semata-mata diambil dari kontribusi peserta.
Contoh Sayembara Yang Dihalalkan
Sebuah toko menyelenggarakan undian berhadiah bagi pelanggan / pembeli yang nilai total belanjanya mencapai Rp. 50.000. Dengan janji hadiah seperti itu, toko bisa menyedot pembeli lebih besar -misalnya- 2 milyar rupiah dalam setahun. Pertambahan keuntungan ini bukan karena adanya kontribusi dari pelanggan / pembeli sebagai syarat ikut undian. Melainkan dari bertambahnya jumlah mereka.
Hadiah yang dijanjikan sejak awal memang sudah disiapkan dananya dan meskipun pihak toko tidak mendapatkan keuntungan yang lebih, hadiah tetap diberikan. Maka dalam masalah ini tidaklah disebut sebagai perjudian.
Hal lain yang bisa dikatakan bahwa cara ini tidak disebut sebagai judi adalah karena pembeli ketika mengeluarkan uang sebesar Rp. 50.000, sama sekali tidak dirugikan, karena barang belanjaan yang mereka dapatkan dengan uang itu memang sebanding dengan harganya. Hukumnya bisa menjadi haram manakala barang yang mereka dapatkan tidak sebanding dengan uang yang mereka keluarkan. Misalnya bila seharusnya harga sebatang sabun itu Rp. 5.000,-, lalu karena ada program undian berhadiah, dinaikkan menjadi Rp. 6.000,-. Sehingga bisa dikatakan ada biaya di luar harga sesungguhnya yang dikamuflase sedemikian rupa yang pada hakikatnya tidak lain adalah uang untuk memasang judi.
Kuis SMS
Di zaman modern ini, sebuah kuis yang ditayanngkan dalam iklan di media massa yang bisa juga berunsur judi. Yaitu manakalah ada unsur kewajiban membayar biaya tertentu dari pihak peserta. Sebaliknya, bila sama sekali tidak ada kontribusi biaya dari peserta untuk membeli hadiah, seperti dari pihak sponsor, maka kuis itu halal hukumnya.
Namun harus diperhatikan dalam kaitannya dengan kuis / sayembara / undian yang biasa dilakukan di media seperti tv dan sebagainya agar jangan sampai terkontaminasi dengan praktek-praktek judi atau riba.
Suatu undian bila mensyaratkan peserta untuk membayar biaya tertentu baik langsung atau tidak langsung seperti membayar melalui pulsa telepon premium call dimana pihak penyelenggara akan menerima sejumlah uang tertentu dari para peserta, lalu hadiah diambilkan dari jumlah uang yang terkumpul dari pemasukan premium call itu, maka ini termasuk judi dan undian seperti ini haram hukumnya meski diberi nama apapun.
Dimana letak judinya ?
Letak judinya jelas terlihat pada harga yang lebih dari tarif SMS biasa. Misalnya harga mengirim SMS adalah Rp. 250 untuk pasca bayar dan Rp. 350,- untuk kartu prabayar. Namun karena digunakan untuk mengirim SMS kuis tertentu, maka harganya menjadi Rp. 1000,- untuk pasca bayar dan Rp. 1.100 untuk pra bayar. Bila pihak provider mengutip Rp. 250 per SMS, maka keuntungannya adalah Rp. 750 atau Rp. 850. Angka ini biasanya dibagi dua antar pihak penyelenggara dengan provider masing-masing 50 %. Maka keuntungan pihak penyelenggara kuis SMS adalah Rp. 375.
Bila peserta kuis SMS ini jumlahnya mencapai 5 juta orang, maka keuntungan bersih penyelenggara kuis SMS adalah Rp. 1.875.000.000. Uang ini bisa untuk membeli beberapa mobil Kijang dan beberapa sepeda motor. Lalu 5 juta orang peserta SMS itu tidak mendapat apa-apa dari Rp. 1.000,- yang mereka keluarkan, karena yang menang hanya dua atau tiga orang saja. Ini adalah sebuah perjudian massal yang melibatkan 5 juta orang di tempat yang berjauhan.
Kuis Premium Call
Hal yang hampir sama bisa juga terjadi pada kuis dengan menggunakan premium call. Sebab berbeda dengan tarif biasa, premium call itu bisa memberikan pemasukan kepada pihak yang ditelepon. Bila fasilitas ini digunakan untuk menjawab kuis, maka ada uang yang masuk ke pihak penyelenggara kuis.
Sebagai ilustrasi, untuk menjawab kuis lewat telepon dibutuhkan waktu 3 menit. Bila dengan tarif lokal 1, koneksi telepon seperti ini hanya membutuhkan biaya Rp. 195. Namun karena premium call, maka untuk sambungan 3 menit bisa menghabiskan Rp. 3.000.
Maka ada uang mengalir ke pihak penyelenggara kuis, misalnya setelah dipotong biaya sharing dengan pihka Telkom menjadi Rp. 1.000 per peserta. Kalau jumlah peserta ada 1 juta, maka penyelengara akan mendapat uang Rp. 1.000.000.000 atau 1 Milyar. Bila uang ini yang digunakan untuk membeli hadiah kuis premium call, maka disini sudah terjadi perjudian. Sebuah perjudian lewat telepon yang melibatkan 1 juta orang.
Padahal mereka itu tidak mendapatkan imbalan apa-apa dari Rp. 3.000 yang mereka keluarkan. Dan pada hakikatnya, uang itu adalah uang taruhan sebuah perjudian.

19 Juni, 2010

Pesan dari Gaza Buat Obama

Pelantikan Barack Obama sebagai presiden ke-44 AS tinggal beberapa jam lagi. Meski Obama dengan terbuka menyatakan dukungan penuhnya pada Israel dan memilih bersikap diam melihat kekejaman Israel di Jalur Gaza, warga Gaza mengungkapkan harapannya pada presiden baru AS itu. Inilah ungkapan hati tiga orang warga Gaza pada Obama;
Mohammad al-Sharif, warga Gaza City, bekerja untuk sebuah lembaga non-pemerintah mengatakan warga Gaza hidup dalam situasi yang mengerikan dalam tiga pekan ini. "Pasukan Israel menjatuhkan bom-bom yang mengandung fosfor putih ke rumah-rumah kami, seperti yang di tayangan-tayangan tevisi," ujarnya.
Al-Sharif melanjutkan,"Dua minggu yang lalu, kami menyingkirkan kaca-kaca jendela karena kami khawatir pecahannya mengenai wajah kami. Kami tidur di sudut-sudut ruangan yang jauh dari jendela dan meletakkan anak perempuan kami yang berusia enam bulan di tengah-tengah kami agar aman."
"Kami hanya meninggalkan rumah untuk ke supermarket membeli kebutuhan kami. Kami meluangkan waktu menelpon teman-teman untuk memastikan mereka masih ada. Kami hanya bisa menikmati listrik selama dua jam sehari, setelah itu Anda akan merasa begitu terisolasi."
"Saya berharap presiden baru AS akan meluangkan lebih banyak waktu untuk memahami realitas perjuangan bangsa Arab menghadapi Israel. Dia (Obama) seharusnya tidak hanya melihat dari sisi pandang Israel saja, tapi juga harus memahami bahwa dia tidak bisa menghukum rakyat Palestina yang telah memutuskan pilihan," sambung al-Sharif.
"Saya tidak pro-Hamas, tapi Hamas telah memenangkan pemilu, pemilu yang sah. AS jangan mengisolasi rakyat yang telah memilih Hamas," tukas al-Sharif.
Ia menambahkan, Hamas telah terpilih secara demokratis dalam pemilu di Palestina, tapi Israel, AS dan banyak negara Barat menolak menerimanya hanya karena Hamas melakukan perlawanan terhadap penjajahan Israel.
"Anda tidak bisa mengubah keinginan rakyat dengan menjatuhkan bom-bom pada mereka. Presiden Obama akan melakukan hal-hal besar untuk rakyat Palestina dan saya percaya kemampuannya untuk memimpin AS. Tapi dalam masalah Palestina, tidak akan ada perubahan. Yang pertama menyewa Obama adalah Zionis dan Anda bisa melihat bagaimana hal itu bisa terjadi," tandas al-Sharif.
Warga Gaza lainnya, Abdurehman Shaath yang bekerja sebagai administrator kredit mengatakan,"George Bush adalah hal terburuk yang terjadi pada AS selama delapan tahun terakhir."
"Jika Anda berada dibawah penjajahan, Anda punya hak untuk mempertahankan diri. Apa yang harus disadari Obama adalah, apakah AS suka atau tidak suka, Hamas berkuasa di Gaza. Obama harus memahami bahwa rakyat Palestina punya hak untuk eksis dan kami berhak untuk bergerak atau melewati perbatasan," ujar Shaath.
"Jika kami tidak mendapatkan hak itu, maka akan ada perlawanan. Persoalan yang simpel," tukasnya.
Rami Almeghrahi, yang berprofesi sebagai wartawan dan tinggal di kamp pengungsi Megahzi mengatakan, AS terlibat dalam proses perdamaian Israel-Palestina, tapi kegagalan AS menerapkan solusi yang adil, telah memberi peluang pada kelompok-kelompok yang menentang proses perdamaian itu, misalnyanya kelompok Hamas
"Obama perlu memberikan perhatian pada akar persoalan konflik Israel-Palestina dan membuka kembali negosiasi berdasarkan pada legitimasi internasional dan memberikan solusinya-apakah solusi satu negara atau dua negara-sehingga konflik bisa cepat berakhir," kata Almeghrahi.
"Pesan saya pada Obama, dia harus lebih memberikan perhatian pada mereka yang menderita akibat konflik, dari kedua pihak, tapi dalam konflik ini rakyat Palestina lebih menderita dibandingkan orang-orang Israel," tukasnya. (ln/aljz)

sourch : eramuslim.com

18 Juni, 2010

ini dia logo RAISSA,,,,REMAJA ISLAM SMANSA


26 Mei, 2010

tips mengahapal al-qur'an

Sebenarnya menghafal al-Quran ni bukanlah sukar sangat,yang penting kemahuan dan cita-cita mengatasi segalanya.


1-BETULKAN NIAT

Ramai orang yang menghafaz al-Quran tidak menjaga niat mereka. Ada diantara kita yang menghafaz al-Quran semata-mata untuk memenuhi kehendak sukatan pelajaran. Perkara ini banyak berlaku dipusat pengajian tinggi yang menghafaz hanya sekadar untuk meluluskan diri dalam peperiksaan.Dari sudut peperiksann itu adalah normal dan amat baik tetapi dari sudut keagamaan ia bertentangan dengan konsep penghafazan al-Quran. Sebenarnya, kita mesti menjaga niat menghafaz al-Quran hanya untuk meraih keredhaan ALLAH, semoga ia mampu menolong kita untuk memasuki Jannah-Nya dan mendapat keampunan buat diri danseluruh keluarga kita,amin.


2-ISTIQAMAH

Setiap ibadat itu, perlukan sifat istiqamah atau berterusan. Di dalam penghafazan al-Quran, istiqamah merupakan asas tunjang yang amat kuat. Tanpa istiqamah, PERCAYALAH, hafazan seseorang itu akan rosak dan hilang begitu sahaja. Para penghafaz sudah tentu tahu hukum menghafaz al-Quran kemudian diabaikan sehingga lupa. Sebagai contoh, istiqamah dalam muraja'ah atau mengulang sejuzuk sehari,insyaALLAH hafazan kita akan ingat berkekalan jika ISTIQAMAH.


3-BERAMAL

Beramal dengan setiap ayat yang dihafaz adalah salah satu syarat untuk menjadi penghafaz cemerlang. Setiap ayat mestilah difahami maknanya dan diteliti takwilnya agar kita mendapat kefahaman yang betul berlandaskan syariat. Sebahagian ayat al-Quran menyeru melakukan kebaikan dan sebahagian lagi menyeru meninggalkan kemungkaran. Oleh itu ,berpeganglah dengan apa sahaja yang diperintahkan al-Quran, mengikut kemampuan yang kita miliki. Kita akan dapati betapa manisnya nikmat menghafaz al-Quran jika kita tahu kelebihannya.


4-PERDENGARKAN BACAAN KEPADA TEMAN

Gunakan sedikit masa yang ada untuk memperdengarkan bacaan kepada teman (yang juga menghafaz al-Quran) kerana ini akan menjaga hafazan agar tidak mengalami kesilapan.
Kita mungkin tidak sedar jika kita membaca dengan silap. Jika diteruskan kesilapan itu takut akan bertapak dengan kuat dihati kita.Ini akan mengundang masalah untuk membetulkannya.Tetapi jika selalu diperdengarkan kepada teman-teman insyaALLAH kesilapan akan dapat diperbaiki sebelum melekat di ingatan.


5-SETIA PADA SEBUAH AL-QURAN

Mungkin ini pelik bagi orang biasa, namun tidak pelik bagi penghafaz al-Quran.Tabiat suka menukar al-Quran masa ke semasa boleh menganggu hafazan kita. Ia akan memeningkan kita dari segi mengingati struktur ayat, kerana setiap al-Quran mempunyai pelbagai saiz. Ia juga mempunyai perbezaan dari segi waqaf dan sebagainya. Ini akan membuatkan kita ragu dengan hafazan sendiri. Seeloknya, kita mesti tetap berpegang kepada satu al-Quran sahaja sehingga hafazan kita benar-benar kukuh dan bersemadi di hati. Disamping kita menetapkan fokus struktur ayat, ia juga akan menjadi berkat.


6-ULANGI BACAAN SETIAP HARI

Bagi memantapkan hafazan, kita wajib mengulang hafazan lalu setiap hari, jangan sesekali menjalani hidup tanpa muraja'ah kerana ini akan melunturkan hafazan sedikit demi sedikit. Kata seorang ulama', sehari kita meninggalkan al-Quran seminggu dia akan meninggalkan kita, seminggu kita meninggalkannya sebulan dia akan meninggalkan kita pula, apatah lagi jika meninggalkan sebulan, maka setahun jadinya. Perkara ini sudah tentu dirasai penghafaz al-Quran. Jadikanlah ia sebagai pedoman agar kita tidak meninggalkan muraja'ah.


7-ULANGI BACAAN DLM SOLAT

Mengulang hafazan didalam solat seharian akan menguatkan ingatan kita terhadap ayat-ayat al-Quran yang telah dihafaz. Jangan biasakan diri membaca ayat-ayat lazim sahaja, biasakan diri membaca surah-surah yang telah dihafaz dalam solat. Ini akan mengukuhkan lagi ingatan hafazan kita, kerana waktu itu kita tidak memegang al-Quran ditangan,dan akan menjadi khusyuk di dalam bacaan dan berusaha untuk membacanya dengan baik supaya tidak merosakkan pahala solat kita. Ini adalah salah satu latihan buat huffazul Quran agar membiasakan diri mengulangi tanpa berpegang kepada kitab al-Quran kerana orang yang mengulang hafazan tanpa al-Quran ditangan lebih hebat dari yang mengulang dengan al-Quran ditangan.

Sebagai panduan yang bukan sahaja untuk semua malah para hamlatal Quran lainnya. Sesungguhnya nikmat kemanisannya sukar untuk diungkapkan dengan kata-kata.

08 Mei, 2010

Event- 1000 AKSI ANAK NEGRI

Untuk memperingati hari menanam sedunia, RAISSA (Remaja Islam Smansa) mengadakan acara 1000 AKSI ANAK NEGRI yan pesertanya berasal dari 6 SMA dikota Jambi yaitu : SMA 1, SMA 5, SMA 4, SMK 1,SMA 10 dan SMA Al-falah. Acara yang bertemakan "GO GREEN" ini meliputi jalan santai, pembagian pohon dan 1000 selebaran, ceramah, dan doorprize. Acara yang diikuti sekitar 1000 siswa ini selain bertujuan untuk silaturahmi antar SMA juga dimaksudkan untuk memberikan penyadaran terhadap pentingnya pelestarian lingkungan. Dan acara 1000 AKSI ANAK NEGRI yang diadakan RAISSA ini adalah kali pertama di kota Jambi untuk kalangan pelajar.


Bibit-bibit pohon meliputi : pohon rambutan, pohon mahoni, pohon duku



selebaran 1000 AKSI ANAK NEGRI yang disebar sebanyak 1000 lembar



Rapat pemantapan acara 1000 AKSI ANAK NEGRI di musholah Smansa



guru-guru dan alumni RAISSA



peserta 1000 AKSI ANAK NEGRI



sambutan ketua pelaksana



sambutan wakil kepala sekolah



sambutan perwakilan dari dinas kehutanan sekaligus membuka acara





jalan santai




peserta membagikan pohon dan selebaran kepada pengendara




pembagian doorprize

03 Mei, 2010

TIPS SEHAT ALA...RASULULLAH

Tips Sehat ala....Rasulullah PDF | Print |

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH

Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat subuh berjamaah.

Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain :

- Berlimpah pahala dari Allah
- Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jum’at beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. "Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman" (HR Muslim)

3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN

Sabda Rasul :
"Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan) "(Muttafaq Alaih)
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :
Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan.Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya
Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan

4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori- pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung

5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah : "Jangan Marah"diulangi sampai 3 kali. Ini menunujukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa.

Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :
- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta 'awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT

7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi
iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat. ::Ya Allah,bersihkanlah hatiku dari sifat sifat mazmumah dan hiasilah diriku dengan sifat sifat mahmudah...

27 April, 2010

Bagaimana Menyentuh Hati

Bagaimana Menyentuh Hati

Betapa senang jika kita punya banyak teman. Betapa gembira jika perkataan dan perintah kita diikuti orang lain. Ternyata kuncinya ada pada suasana qalbu kita. Sehingga Rasulullah saw. mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati yang bersih. Sebagaimana sabda beliau;

اَلاَ اِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَة اِذا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ وَاِذا فَسَدَتْ فَسَدَالجَسَدُ كُلُهُ اَلاَ وَهِيَ القَلْبُ (روه البخاري ومسلم)

“Ketahuilah bahwa sesunggunhynya dalam jasad itu terdapat segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati (qalbu).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sungguh beruntung bagi siapapun wabilkhusus aktifis dakwah , yang mampu menata qolbunya menjadi hati yang baik, bening, jernih, bersih, dan selamat (صَلَحَتْ ).

Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan (صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ) .

Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih, bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah, lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.

Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya. Subhanallah!. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya, yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur katanya bernash dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.

Hati yang bersih merupakan buah dari amal yang diperbuat seseorang. Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, seorang tabi’in mengungkapan akan hal ini seperti dalam penuturannya;

“إذَا وَجَدْتَ مِنْ إِخْوَانِكَ جَفَاءً، فَتُبْ إلىَ اللهِ فَإِنَّكَ أَحْدَثْتَ ذَنْبًا،

وَإِذَا وَجَدْتَ مِنْهُمْ زِيَادَةَ وُدٍّ، فَذَلِكَ لِطَاعَةٍ أَحْدَثْتَهَا فَاشْكُرِ اللهَ تعالى

Jika kalian mendapati pada saudaramu kekeringan, maka segeralah bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya itu merupakan akibat dari dosa yang ia kerjakan. Dan apabila kalian mendapati dari mereka bertambah kasih sayang, yang demikian itu merupakan buah dari ketaatan, maka bersyukurlah kepada Allah.

Orang yang bersih hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap waktu yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang bersih hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Bersih hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya. Subhanallah!

Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.

Tarnyata hati yang bersih, sangat banyak manfaatnya. Apalagi kita sebagai aktifis dakwah. Aktifis dakwah yang telah tertata hatinya adalah aktifis yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan. Tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hati yang bersih akan mampu menaklukan hati orang lain dan itulah wasilah dakwah kita sebelum kita menaklukan hati orang lain. Abbas As-sisi mengatakan Abbas:

كَسْبُ الْقُلُوبُ مُقَدَّم على كَسْبِ العُقُولِ

”Menaklukan hati lebih didahulukan sebelum menaklukan akalnya.”

Hati yang bersih, ibarat magnet yang dapat menarik benda-benda di sekitarnya. Akan terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa dengannya akan merasakan kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu dengannya akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan. Dan tentunya bagi seorang aktifis dakwah, hati yang bersih merupakan modal untuk dapat menaklukan hati-hati manusia untuk diajak ke jalan yang benar yang kemudian digiring bersama-sama untuk berjuang di jalan Allah swt.

Penting bagi setiap aktifis dakwah untuk mentadabburi hadits Rasul saw. berikut ini;

الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ .) رواه البخاري ومسلم(

”Ruh-ruh itu bagaikan prajurit yang selalu bersiap siaga. Maka siapa yang mengenalnya ia akan bersatu dan jika tidak mengenalnya akan berpecah.” (HR. Bukhori Muslim)

Subhanallah!, lebih dari semua itu, kebersihan hati pun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah swt. menjadi luar biasa membawa manfaat. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajab. Mustajabnya doa tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar. Allahu a’lam

21 April, 2010

ketahuilah olehmu

Ketahuilah Oleh mu...

Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia..
Allah SWT tahu betapa keras engkau sudah berusaha.

Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih...
Allah SWT sudah menghitung airmatamu.

Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja...
Allah SWT sedang menunggu bersama denganmu.

Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk untuk menelepon...
Allah SWT selalu berada disampingmu.

Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi...
Allah SWT punya jawabannya.

Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan...
Allah SWT dapat menenangkanmu.

Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan...
Allah SWT sedang berbisik kepadamu.

Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur...
Allah SWT telah memberkatimu.

Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban...
Allah SWT telah tersenyum padamu.


Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi...
Allah SWT sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu.

Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap...
Allah SWT TAHU .......



Dari Abdullah bin 'Amr r.a., Rasulullah s.a.w. bersabda, Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat

14 April, 2010

Bila Al-Qur'an bisa bicara

Bila Al Qur'an bisa bicara !

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra

Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana
menyimpannya
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa
Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan
Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam
kesepian
Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.

Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa
halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....

Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau
nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia
Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha
Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...

Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku
(Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci
mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku

Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu

Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah

Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.

Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya
Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat
melaluinya.

Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.

Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam
akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu

Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui
Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.

Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu

Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.

Note :Moga ja yang punya puisi bisa Ikhlas puisinya dipajang disini.Sekalian minta izin dari yang punya puisi/link, semoga puisi ini dapat menjadi pengingat untuk kita.Jazzakullah

05 Maret, 2010

MAULIDAN = PERAYAAN KEMATIAN ?

Sebelum membaca catatan ini, penulis mohon kepada para pembaca budiman untuk menjauhkan perasaan hasad, taqlid dan “gak mau terima” secara langsung. Tetapi mari sejenak merenungkan beberapa hadits, atsar sahabat dan perkataan-perkataan ulama salaf maupun kholaf (kontemporer).

Saudara/i kami yang seiman…kami memulai menulis permasalahan ini bukanlah dengan niat ingin “menggurui” para pembaca, apalagi ingin dikatakan sebagai orang yang pandai dan begitu banyak wawasan keagamaannya. Kami jawab, TIDAK!!! Yang kami inginkan adalah tegaknya kebenaran dan hancurnya kebatilan. Hadits-hadits shohih menang atas hadits-hadits palsu. Dan Sunnah (ajaran) Nabi Muhammad menjadi terang setelah sebelumnya tertutupi oleh amalan-amalan bid`ah.

Berdasarkan firman Alloh Ta`ala di dalam surat Al`ashr yang artinya: (1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. (3)Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan yang saling menasehati supaya mentaati kebenaran & menetapi kesabaran. Kemudian hadits yang diriwayatkan oleh Tamim bin Aus Ad-Daari –semoga Alloh meridhoinya-, bahwasanya Nabi bersabda: “Agama itu adalah Nasehat , Kami (sahabat)bertanya : Untuk Siapa ?, Beliau bersabda : Untuk Alloh, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin umat Islam, dan bagi seluruh kaum muslim” [Muslim no. 55] maka dengan penuh keikhlasan dan keyakinan kami hadirkan sebuah catatan pendek yang berjudul:

MAULIDAN = PERAYAAN KEMATIAN

Mungkin kedengarannya aneh dengan judul diatas. Tapi, coba kita perhatikan seksama fakta sejarah kelahiran Rasul Muhammad, Shalallohu `alaihi wa sallam di bawah ini.

Tanggal Kelahiran Nabi, 12 ???

Tanggal Kelahiran Nabi Muhammad diperselisihkan secara tajam. Ada yang mengatakan bahwa beliau lahir tanggal 2 Rabiul Awal, 8 Rabiul Awal, 10 Rabiul Awal, 12 Rabiul Awal, 17 Rabiul Awal (Lihat al-Bidayah wa Nihayah karya Ibnu Katsir: 2/260 dan Latho’iful Ma’arif karya Ibnu Rojab hlm. 184-185). Semua pendapat ini tidak berdasarkan hadits yang shahih (sah dan benar). Adapun hadits Jabir dan Ibnu Abbas –semoga Alloh meridhoi keduanya- yang menerangkan bahwa tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah tanggal 12 Rabiul Awal tidak shahih. Kalaulah shahih, tentu akan menjadi hakim (pemutus perkara) dalam masalah ini. Akan tetapi, Ibnu Katsir rahimahullah berkata tentang hadits tersebut, “Sanadnya (jalur periwayatan) terputus.” (al-Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Rajab hlm. 184-185).

Syeikh Shafiyuurrahman al Mubarokhfury penulis kitab “ar Rahiq al Makhtum” memilih pendapat bahwa kelahiran Nabi saw adalah pada hari senin tanggal 9 Rabiul Awal pada permulaan tahun dari peristiwa gajah yang bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 April 571 M. Buku yang ditulis al Mubarokhfiury ini adalah pemenang pertama dalam lomba penulisan “Siroh Nabawiyah” yang diselenggarakan oleh Robithoh al Alam al Islamiy yang bermarkas di Mekah pada tahun 1399 H / 1978 M. Al Mubarokhfury mendasari pendapatnya kepada hasil penelitian seorang ulama terkenal yang bernama, Muhammad Sulaiman al Manshurfury dan peneliti astronomi, Muhammad Pasya.

Sesungguhnya ada sebuah buku berjudul Ya Allah… Benarkah Sejarah Ini? yang ditulis oleh Drs. Aep Syaifullah, berdasarkan pendapat para ulama hadits, diterbitkan oleh Penerbit Shuhuf. Salah satu babnya membahas ihwal lahir dan wafatnya Rasulullah. Di situ dikatakan, pendapat bahwa Rasulullah lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal perlu dikaji ulang, karena bertolak belakang dengan fakta sejarah, hadits, dan ilmu pengetahuan.

Pendapat yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal itu, walau sangat terkenal, disandarkan pada riwayat yang lemah, yaitu Ibnu Ishaq melalui jalan Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan dari Jarir dan Ibnu Abbas. Menurut ulama-ulama ahli hadits, Ibnu Ishaq dianggap seorang yang lemah dalam riwayat-riwayatnya. Wallohu a`lam.

12 Rabi’ul Awwal = Hari Senin?

Sementara pendapat yang shahih dan kuat mengenai tanggal kelahiran Nabi ialah, beliau lahir pada Senin, 9 Rabi’ul Awwal, tahun Gajah. Di antara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Katsir, Ibnu Qayyim Al-jauziyah, dan Ibnu Taimiyah.

Pendapat ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli ilmu pasti Mesir terkenal yang juga seorang ahli ilmu falak, yaitu Mahmud Pasya Falaki, yang mencoba menentukan tanggal gerhana matahari dan gerhana bulan yang terjadi pada zaman Nabi.

http://blog.khalidzaheer.com/posts/26

Berdasarkan kajiannya, hari Senin tidak mungkin bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Ia mengemukakan beberapa alasan untuk mendukung hasil kajiannya. Sebagian alasan yang dikemukakan oleh Mahmud Pasya adalah:

1. Dalam Shahih Bukhari disebutkan, ketika putra Rasululloh, Ibrahim wafat, telah terjadi gerhana matahari pada tahun ke-10 setelah hijrah. Dan Nabi Muhammad ketika itu berusia 63 tahun.
2. Berdasarkan kaidah perkiraan falak, diketahui bahwa gerhana matahari yang terjadi pada tahun ke-10 setelah hijrah itu bertepatan dengan tanggal 7 Januari 632 Masehi, pukul 8.30 pagi.
3. Berdasarkan pada perkiraan ini, seandainya diundurkan 63 tahun ke belakang, mengikut tahun qamariyah, kelahiran Nabi jatuh pada tahun 571 Masehi. Berdasarkan perkiraan yang telah dibuatnya, tanggal 1 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 12 April 571 Masehi.
4. Meskipun terjadi perselisihan pendapat mengenai tanggal kelahiran Nabi , semua pihak sepakat mengatakan bahwa hari kelahiran Nabi SAW adalah hari Senin, bulan Rabi’ul Awwal. Dan ternyata, hari Senin itu jatuh pada tanggal 9 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan tangal 20 April 571 Masehi. Bukan 12 Rabi’ul Awwal.

Syaikh Ibnu Utsaimin berkata, “Sebagian ahli falak belakangan telah meneliti tentang tanggal kelahiran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata jatuh pada tanggal 9 Rabiul Awal, bukan 12 Rabiul Awal.” (al-Qaulul Mufid ‘ala Kitab Tauhid: 1/491. Dinukil dari Ma Sya’a wa Lam Yatsbut fis Sirah Nabawiyyah hlm. 7-8 oleh Muhammad bin Abdullah al-Ausyan).

12 Rabi’ul Awwal = Tanggal Wafat Nabi Muhammad?

Saudra/i kami yang seiman…coba sekarang kita tilik sama-sama tanggal wafatnya Nabi Muhammad Shalalahu `alaihi wa Sallam. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwasanya hari-hari terakhir kehidupan Rasululloh ditandai dengan turunnya Qur’an surat Al-Maidah ayat 3, yang menyatakan bahwa Alloh Ta`ala telah menyempurnakan agama Islam dan meridhoinya. Ayat ini turun saat Nabi beserta sahabat menunaikan wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijjah 10 H, yang bertepatan dengan hari Jum`at 6 Maret 632 M. Mungkin dari peristiwa inilah muncul sebutan “Haji Akba”r bilamana wukufnya jatuh pada hari Jum`at. Wallohu a`lam.

Tiga bulan setelah turunnya ayat tersebut Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 11 H. Analisis astronomis menyatakan, 12 Rabi’ul Awwal mestinya jatuh pada hari Sabtu 6 Juni 632. Namun banyak yang berpendapat bahwa Rasulullah wafat pada hari Senin, itu berarti tanggal 8 Juni 632. Perbedaan dua hari tidak dapat dijelaskan akibat terjadinya istikmal (penggenapan menjadi 30 hari) bulan Shafar.

Namun ada pula riwayat yang menerangkan bahwa beliau Shalallohu `alaihi wa Saallam meninggal tepat di tanggal 13 Rabi’ul Awwal tahun 11 hijrah. Akan tetapi yang lebih populer dan (insya Alloh) lebih tepat bahwa Nabi Muhammad wafat pada 12 Rabi`ul Awwal 11 H. So………..apa yang dirayakan oleh sebagian kaum muslimin pada tanggal 12 Rabiul Awal setiap tahunnya dengan penuh riang gembira? Memperingati hari kelahiran Nabi atauuuu Merayakan ke-wafatannya ????

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
( “Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu, jika kamu adalah orang yang benar.”) (QS Al Baqarah 111).
Semoga kita senantiasa tergolong kaum yang diberi hikmah lagi hidayah dari Alloh Ta`ala. Amin.

Syariat Kita Sudah Cukup

Sebelumnya patut kita memiliki sekaligus memegang kuat prinsip bahwa ajaran Islam telah sempurna dengan segala apa yang yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad Shalallahu `alaihi wa Sallam. Allah Ta’ala berfirman :

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan telah kusempurnakan nikmat-Ku bagi kalian dan Aku ridho Islam sebagai agama kalian.” (Al Maidah : 3)

Al Hafidh Ibnu Katsir –smoga Alloh merahmatinya- dalam Tafsirnya berkata : “Ini merupakan nikmat Alloh yang terbesar bagi ummat ini, dimana Alloh telah menyempurnakan bagi mereka agama mereka sehingga mereka tidak butuh kepada selain agama Islam dan tidak butuh kepada Nabi selain Nabi mereka, Muhammad Shalallahu `alaihi wa Sallam. Karena itulah Allah menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan Alloh mengutusnya untuk kalangan manusia dan jin, maka tidak ada perkara yang haram kecuali apa yang dia haramkan, dan tidak ada agama kecuali apa yang dia syariatkan. Segala sesuatu yang dia kabarkan adalah kebenaran dan kejujuran tidak ada kedustaan padanya dan tidak ada penyuluhan.” (Tafsir Al Quranul Adzim 3/14. Dar Al Ma’rifat).

Dari sahabat Abu Dzar –smoga Alloh meridhoinya- Rasulullah bersabda : “Tidaklah tertinggal sesuatu yang dapat mendekatkan ke Surga dan menjauhkan dari Neraka kecuali telah diterangkan pada kalian.” (HR. Thabrani dalam Mu’jamul Kabir, lihat As Shahihah karya Syaikh Albani rahimahullah 4/416 dan hadits ini memiliki pendukung dari riwayat lain).

Jadi dengan kesempurnaan yang dimiliki, syariat Islam tidak lagi memerlukan penambahan, pengurangan, ataupun perubahan, atau lebih simpelnya hal-hal ini diistilahkan bid’ah dalam agama yang telah diperingatkan dengan keras oleh Rasululloh shallallahu alaihi wasallam dalam sabda beliau : “Sesungguhnya sebaik-baik ucapan adalah ucapan Allah dan sebaik-baik ajaran adalah ajaran Rasululoah. Dan sesungguhnya sejelek-jelek perkara adalah sesuatu yang diada-adakan (dalam agama), karena sesungguhnya sesuatu yang baru diada-adakan (dalam agama) adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Muslim no. 867)

Di lain kesempatam Nabi juga bersabda: “Kamu semua harus berpegang teguh pada sunnahku (setelah Al qur’an) dan sunnah Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk Alloh sesudahku, berpeganglah dengan sunnah itu, dan gigitlah dengan gigi geraham kalian sekuat kuatnya, serta jauhilah perbuatan baru ( dalam agama ), karena setiap perbuatan baru itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat” ( HR. Abu Daud dan Tirmidzi ). Maka berangkat dari 3 hadits kita dapatkan suatu peringatan keras, yaitu agar kita senantiasa waspada, jangan sampai mengadakan perbuatan bid’ah apapun, begitu pula mengerjakannya.

Renungkan ayat ini:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang orang yang berada dimuka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak lain hanyalah menyangka-nyangka” (QS Al-An’am : 116)

Nah…Mas/Mbak yang kami hormati…Wajib kita ketahui bahwasanya perayaan Maulid ini tidak dikenal di masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, generasi pertama ummat ini dan tidak dikenal dalam mazhab yang empat, Hanafiah (imam Abu Hanifah), Malikiyah (imam Malik), Syafi’iyah (Imam Syafii) dan Hambaliyah (imam ahmad bin Hanbal).

Lantas siapa orang yang “mereka-reka” dengan memunculkan “ritual” ini? Orang yang pertama kali mengadakan perayaan ini adalah kelompok Fatimiyyun disebut juga Ubaidiyyun, ajaran mereka adalah kebatinan.

Adapun perkataan bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan tersebut adalah seorang raja yang adil yang alim yaitu Raja Mudhofir, penguasa Ibril adalah pernyataan yang salah. Abu Syamah menjelaskan bahwa Raja Al Mudhofir (hanya) mengikuti jejak Asy-Syaikh Umar bin Muhammad Al Mulaa tokoh kebatinan dan dialah orang yang pertama kali mengadakan perayaan tersebut.

Sekarang, coba kita tengok kanan-kiri kita! Kebanyakan dari masyarakat (Indonesia) melakukan “kelaziman” perayaan maulidan dengan niat apa? Ibadah atau rutinitas tahunan biasa?

Apabila kegiatan maulidan tersebut dilakukan dengan niat ibadah dan mengharap pahala dari Alloh Tabaroka wa Ta`ala, maka syarat diterimanya suatu amalan (ibadah) ada 2 macam: 1). Ikhlas lillahi Ta`ala tanpa menyekutukan peribadatan dengan selain-Nya. 2). Ittiba`, yaitu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Rasululloh Shalallahu `alaihi wa Sallam.

Apabila suatu amalan ibadah tertentu tidak ada anjuran bahkan contoh dari Nabi Muhammad itulah yang disebut dengan amalan bid`ah. Adapun pelakunya disebut dengan mubtadi`. Sedangkan kebalikannya disebut dengan Sunnah. Hal ini berlandaskan dengan sabda beliau yang berbunyi:

“Siapa yang mengada-adakan sesuatu amalan di dalam urusan (agama) kami ini dengan yang bukan bagian dari agama ini maka amalan itu tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim dalam Shahih keduanya)

.
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan :

“Siapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalan itu tertolak.”

(HR. Muslim).

Karena itu yang wajib bagi kaum Muslimin adalah mencukupkan diri dengan ibadah-ibadah yang telah disyariatkan oleh Alloh dan Rosul-Nya, tanpa menambah ataupun menguranginya. Terus bagaimana dengan maulidan ? La haula wa laa quwwata illa billah…

Mas…Mbak…dari sinilah bisa diambil `ibroh bahwa perayaan maulid tidak ada dasar dalam syari`at. Karena apabila hal itu memang termasuk bagian syariat Alloh Ta`ala maka tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya atau beliau sampaikan kepada umatnya. Dan jika beliau pernah melakukannya atau menyampaikannya maka mestinya ajaran itu terus terjaga, sebab Alloh Ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan Kami lah yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Berarti jelaslah bahwasanya hal ini bukan dari agama, tetapi ia adalah merupakan suatu perbuatan yang diada adakan, perbuatan yang menyerupai hari hari besar ahli kitab, Yahudi dan Nasrani.

Hal ini jelas bagi mereka yang mau berfikir, berkemauan mendapatkan yang haq, dan mempunyai keobyektifan dalam membahas, bahwa peringatan maulid Nabi bukan dari ajaran agama Islam, melainkan merupakan bid`ah-bid`ah yang diada adakan, dimana Alloh memerintahkan RasulNya agar meninggalkanya dan memperingatkan agar waspada terhadapnya, tak layak bagi orang yang berakal tertipu karena perbuatan perbuatan tersebut banyak dikerjakan oleh orang banyak diseluruh jagat raya, sebab kebenaran (Al Haq) tidak bisa dilihat dari banyaknya pelaku (yang mengerjakannya), tetapi diketahui atas dasar dalil dalil syara’.

Alangkah baiknya kita menghayati perkataan Abdulloh bin Umar –semoga Alloh meridhoi keduanya-, salah seorang sahabat yang sangat aktif dan telaten menjalankan sunnah Rosul dan berpegang teguh diatasnya. Suatu ketika pernah melantunkan ucapan yang penuh hikmah: “kullu bid`ah dholalah wain roahannasu hasanah” artinya

(Setiap amalan bid`ah itu sesat meskipun kebanyakan manusia melihatnya sebagai perbuatan kebajikan).

Mas…Mbak…yang kami sayangi karena Alloh, dahulu ketika Ibnu Mas`ud –semoga Alloh meridhoinya- menjabat sebagai salah satu gubernur, dan saat itu Nabi Shalallohu `alaihi wa Sallam telah tutup usia, ada sekelompok manusia yang berkumpul setelah menunaikan sholat berjama`ah. Salah satu dari rombongan menjadi pemimpin, lalu mengucapkan dzikir dengan kemudian diikuti oleh yang lainnya. Dan mereka menghitung jumlah dzikir-dzikir tersebut memakai kerikil-kerikil kecil. Terlihatlah perbuatan sekelompok kaum muslimin itu oleh seseorang yang kemudian melaporkan kepada Ibnu Ma`ud. Setelah Ibnu Mas`ud mengetahui semuanya, maka beliau bertanya: “Apa yang kalian lakukan”. Mereka menjawab: “Tidaklah kami melakukan ini semua kecuai mengharap kebaikan”. Lantas Ibnu Mas`ud berujar: “Wa kam min muriidin lil khoiri lan yushibahu” artinya

(dan berapa banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun sungguh mereka tidaka akan mendapatkannya [karena tanpa sesuai dengan sunnah Nabi] ).

Benar sekali apa yang diucapkan oleh shahabat Nabi, Abdullah bin Mas’ud: “Sederhana dalam sunnah lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam perbuatan bid’ah.”

Saudara/i sekalian…mungkin ditengah membaca catatan ini kalian langsung mengklaim penulis sebagai salah satu anggota dari ORMAS terbesar di negara ini dan menjelekkan ORMAS yang lebih besar lainnya. Saya gak marah kok, namun saya tegaskan bahwa penulis bukan dari warga NU, bukan juga Muhammadiyah. Saya tidaklah pendukung PERSIS, bukan pula Al-Irsyad. Berangkat dari sinilah cukup banyak orang yang menilai penulis sebagai seorang Wahhabi!!

Mas..Mbak..tolong dicamkan ya… andaikan Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah merayakan Maulid Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam, maka saya katakan beliau telah melakukan perbuatan bid`ah.
Andaikan Muhammad Bin Abdul Wahhab rahimahullah menyembah kuburan, maka saya katakan beliau telah melakukan perbuatan kesyirikan..
Andaikan si fulan merayakan maulid Muhammad Bin Abdul Wahhab, maka saya katakan dia telah berbuat bid`’ah..
Karena Taqlid buta bukan manhaj ahlussunnah. Walhamdulillah, sejarah mengatakan sebaliknya, bahwa beliau rahimahullah adalah orang yang sangat membenci kesyirikan dan bid`ah.

————————–
—————————————————————–
Penulis adalah seorang thoolibul ilm asy-syar’i (penimba ilmu syar’i) bernama lengkap Iqbal Muammar Rosyad; berasal dari Madiun. Tulisan ini tidak dibuat untuk memancing emosi saudara2 sekalian yang merayakan Maulid Nabi; tulisan ini diciptakan untuk menghadirkan pencerahan bagi siapa pun kita yang ingin mendapatkan hakekat ilmu bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, disertai pula perkataan Sahabat dan para Tabi’in, bukan semata bersumber dari orang-orang yang dianggap suci atau berilmu di masa kini. Wallahu a’lam.

06 Februari, 2010

Valentine's Day ?

Banyak kalangan pasti sudah mengenal hari valentine (bahasa Inggris: Valentine’s Day). Hari tersebut dirayakan sebagai suatu perwujudan cinta kasih seseorang. Perwujudan yang bukan hanya untuk sepasang muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari tersebut memiliki makna yang lebih luas lagi. Di antaranya kasih sayang antara sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan lainnya. Sehingga valentine’s day biasa disebut pula dengan hari kasih sayang.


Cikal Bakal Hari Valentine

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul Valentine’s Day. Namun, pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan dijadikan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (The World Book Encyclopedia 1998).

Kaitan Hari Kasih Sayang dengan Valentine

The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda.

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan Tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (The World Book Encyclopedia, 1998).

Versi lainnya menceritakan bahwa sore hari sebelum Santo Valentinus akan gugur sebagai martir (mati sebagai pahlawan karena memperjuangkan kepercayaan), ia menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”. (Sumber pembahasan di atas: http://id.wikipedia.org/ dan lain-lain)

Dari penjelasan di atas dapat kita tarik kesimpulan:

1. Valentine’s Day berasal dari upacara keagamaan Romawi Kuno yang penuh dengan paganisme dan kesyirikan.
2. Upacara Romawi Kuno di atas akhirnya dirubah menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s Day atas inisiatif Paus Gelasius I. Jadi acara valentine menjadi ritual agama Nashrani yang dirubah peringatannya menjadi tanggal 14 Februari, bertepatan dengan matinya St. Valentine.
3. Hari valentine juga adalah hari penghormatan kepada tokoh nashrani yang dianggap sebagai pejuang dan pembela cinta.
4. Pada perkembangannya di zaman modern saat ini, perayaan valentine disamarkan dengan dihiasi nama “hari kasih sayang”.

Sungguh ironis memang kondisi umat Islam saat ini. Sebagian orang mungkin sudah mengetahui kenyataan sejarah di atas. Seolah-olah mereka menutup mata dan menyatakan boleh-boleh saja merayakan hari valentine yang cikal bakal sebenarnya adalah ritual paganisme. Sudah sepatutnya kaum muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual non muslim bahkan bermula dari ritual paganisme.

Selanjutnya kita akan melihat berbagai kerusakan yang ada di hari Valentine.

Kerusakan Pertama: Merayakan Valentine Berarti Meniru-niru Orang Kafir

Agama Islam telah melarang kita meniru-niru orang kafir (baca: tasyabbuh). Larangan ini terdapat dalam berbagai ayat, juga dapat ditemukan dalam beberapa sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan hal ini juga merupakan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Inilah yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab beliau Iqtidho’ Ash Shiroth Al Mustaqim (Ta’liq: Dr. Nashir bin ‘Abdil Karim Al ‘Aql, terbitan Wizarotusy Syu’un Al Islamiyah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لاَ يَصْبُغُونَ ، فَخَالِفُوهُمْ

“Sesungguhnya orang Yahudi dan Nashrani tidak mau merubah uban, maka selisihlah mereka.” (HR. Bukhari no. 3462 dan Muslim no. 2103) Hadits ini menunjukkan kepada kita agar menyelisihi orang Yahudi dan Nashrani secara umum dan di antara bentuk menyelisihi mereka adalah dalam masalah uban. (Iqtidho’, 1/185)

Dalam hadits lain, Rasulullah menjelaskan secara umum supaya kita tidak meniru-niru orang kafir. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud. Syaikhul Islam dalam Iqtidho’ [hal. 1/269] mengatakan bahwa sanad hadits ini jayid/bagus. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman dalam Irwa’ul Gholil no. 1269). Telah jelas di muka bahwa hari Valentine adalah perayaan paganisme, lalu diadopsi menjadi ritual agama Nashrani. Merayakannya berarti telah meniru-niru mereka.

Kerusakan Kedua: Menghadiri Perayaan Orang Kafir Bukan Ciri Orang Beriman

Allah Ta’ala sendiri telah mencirikan sifat orang-orang beriman. Mereka adalah orang-orang yang tidak menghadiri ritual atau perayaan orang-orang musyrik dan ini berarti tidak boleh umat Islam merayakan perayaan agama lain semacam valentine. Semoga ayat berikut bisa menjadi renungan bagi kita semua.

Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ لَا يَشْهَدُونَ الزُّورَ وَإِذَا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِرَامًا

“Dan orang-orang yang tidak menyaksikan perbuatan zur, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS. Al Furqon [25]: 72)

Ibnul Jauziy dalam Zaadul Maysir mengatakan bahwa ada 8 pendapat mengenai makna kalimat “tidak menyaksikan perbuatan zur”, pendapat yang ada ini tidaklah saling bertentangan karena pendapat-pendapat tersebut hanya menyampaikan macam-macam perbuatan zur. Di antara pendapat yang ada mengatakan bahwa “tidak menyaksikan perbuatan zur” adalah tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Inilah yang dikatakan oleh Ar Robi’ bin Anas.

Jadi, ayat di atas adalah pujian untuk orang yang tidak menghadiri perayaan orang musyrik. Jika tidak menghadiri perayaan tersebut adalah suatu hal yang terpuji, maka ini berarti melakukan perayaan tersebut adalah perbuatan yang sangat tercela dan termasuk ‘aib (Lihat Iqtidho’, 1/483). Jadi, merayakan Valentine’s Day bukanlah ciri orang beriman karena jelas-jelas hari tersebut bukanlah hari raya umat Islam.

Kerusakan Ketiga: Mengagungkan Sang Pejuang Cinta Akan Berkumpul Bersamanya di Hari Kiamat Nanti

Jika orang mencintai Allah dan Rasul-Nya, maka dia akan mendapatkan keutamaan berikut ini.

Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan bahwa seseorang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَتَّى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ

“Kapan terjadi hari kiamat, wahai Rasulullah?”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

مَا أَعْدَدْتَ لَهَا

“Apa yang telah engkau persiapkan untuk menghadapinya?”

Orang tersebut menjawab,

مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ ، وَلَكِنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

“Aku tidaklah mempersiapkan untuk menghadapi hari tersebut dengan banyak shalat, banyak puasa dan banyak sedekah. Tetapi yang aku persiapkan adalah cinta Allah dan Rasul-Nya.”

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata,

أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ

“(Kalau begitu) engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain di Shohih Bukhari, Anas mengatakan,

فَمَا فَرِحْنَا بِشَىْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ » . قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kami tidaklah pernah merasa gembira sebagaimana rasa gembira kami ketika mendengar sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Anta ma’a man ahbabta (Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai).”

Anas pun mengatakan,

فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ ، وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّى إِيَّاهُمْ ، وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

“Kalau begitu aku mencintai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, dan ‘Umar. Aku berharap bisa bersama dengan mereka karena kecintaanku pada mereka, walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka.”

Bandingkan, bagaimana jika yang dicintai dan diagungkan adalah seorang tokoh Nashrani yang dianggap sebagai pembela dan pejuang cinta di saat raja melarang menikahkan para pemuda. Valentine-lah sebagai pahlawan dan pejuang ketika itu. Lihatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas: “Kalau begitu engkau bersama dengan orang yang engkau cintai”. Jika Anda seorang muslim, manakah yang Anda pilih, dikumpulkan bersama orang-orang sholeh ataukah bersama tokoh Nashrani yang jelas-jelas kafir?

Siapa yang mau dikumpulkan di hari kiamat bersama dengan orang-orang kafir[?] Semoga menjadi bahan renungan bagi Anda, wahai para pengagum Valentine!

Kerusakan Keempat: Ucapan Selamat Berakibat Terjerumus Dalam Kesyirikan dan Maksiat

“Valentine” sebenarnya berasal dari bahasa Latin yang berarti: “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. (Dari berbagai sumber)

Oleh karena itu disadari atau tidak, jika kita meminta orang menjadi “To be my valentine (Jadilah valentineku)”, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.

Kami pun telah kemukakan di awal bahwa hari valentine jelas-jelas adalah perayaan nashrani, bahkan semula adalah ritual paganisme. Oleh karena itu, mengucapkan selamat hari kasih sayang atau ucapan selamat dalam hari raya orang kafir lainnya adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama (baca: ijma’ kaum muslimin), sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya Ahkamu Ahlidz Dzimmah (1/441, Asy Syamilah). Beliau rahimahullah mengatakan, “Adapun memberi ucapan selamat pada syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi orang-orang kafir (seperti mengucapkan selamat natal atau selamat hari valentine, pen) adalah sesuatu yang diharamkan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin. Contohnya adalah memberi ucapan selamat pada hari raya dan puasa mereka seperti mengatakan, ‘Semoga hari ini adalah hari yang berkah bagimu’, atau dengan ucapan selamat pada hari besar mereka dan semacamnya. Kalau memang orang yang mengucapkan hal ini bisa selamat dari kekafiran, namun dia tidak akan lolos dari perkara yang diharamkan. Ucapan selamat hari raya seperti ini pada mereka sama saja dengan kita mengucapkan selamat atas sujud yang mereka lakukan pada salib, bahkan perbuatan seperti ini lebih besar dosanya di sisi Allah. Ucapan selamat semacam ini lebih dibenci oleh Allah dibanding seseorang memberi ucapan selamat pada orang yang minum minuman keras, membunuh jiwa, berzina, atau ucapan selamat pada maksiat lainnya.”

Kerusakan Kelima: Hari Kasih Sayang Menjadi Hari Semangat Berzina

Perayaan Valentine’s Day di masa sekarang ini mengalami pergeseran. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadikan bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling sederhana seperti pesta, kencan, bertukar hadiah hingga penghalalan praktek zina secara legal. Semua dengan mengatasnamakan semangat cinta kasih.

Dalam semangat hari Valentine itu, ada semacam kepercayaan bahwa melakukan maksiat dan larangan-larangan agama seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, bahkan hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja itu menjadi boleh. Alasannya, semua itu adalah ungkapan rasa kasih sayang. Na’udzu billah min dzalik.

Padahal mendekati zina saja haram, apalagi melakukannya. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isro’ [17]: 32)

Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.

Kerusakan Keenam: Meniru Perbuatan Setan

Menjelang hari Valentine-lah berbagai ragam coklat, bunga, hadiah, kado dan souvenir laku keras. Berapa banyak duit yang dihambur-hamburkan ketika itu. Padahal sebenarnya harta tersebut masih bisa dibelanjakan untuk keperluan lain yang lebih bermanfaat atau malah bisa disedekahkan pada orang yang membutuhkan agar berbuah pahala. Namun, hawa nafsu berkehendak lain. Perbuatan setan lebih senang untuk diikuti daripada hal lainnya. Itulah pemborosan yang dilakukan ketika itu mungkin bisa bermilyar-milyar rupiah dihabiskan ketika itu oleh seluruh penduduk Indonesia, hanya demi merayakan hari Valentine. Tidakkah mereka memperhatikan firman Allah,

وَلا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُوا إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ

“Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan.” (QS. Al Isro’ [17]: 26-27). Maksudnya adalah mereka menyerupai setan dalam hal ini. Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Tabdzir (pemborosan) adalah menginfakkan sesuatu pada jalan yang keliru.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim)

Penutup

Itulah sebagian kerusakan yang ada di hari valentine, mulai dari paganisme, kesyirikan, ritual Nashrani, perzinaan dan pemborosan. Sebenarnya, cinta dan kasih sayang yang diagung-agungkan di hari tersebut adalah sesuatu yang semu yang akan merusak akhlak dan norma-norma agama. Perlu diketahui pula bahwa Valentine’s Day bukan hanya diingkari oleh pemuka Islam melainkan juga oleh agama lainnya. Sebagaimana berita yang kami peroleh dari internet bahwa hari Valentine juga diingkari di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu. Alasannya, karena hari valentine dapat merusak tatanan nilai dan norma kehidupan bermasyarakat. Kami katakan: “Hanya orang yang tertutup hatinya dan mempertuhankan hawa nafsu saja yang enggan menerima kebenaran.”

Oleh karena itu, kami ingatkan agar kaum muslimin tidak ikut-ikutan merayakan hari Valentine, tidak boleh mengucapkan selamat hari Valentine, juga tidak boleh membantu menyemarakkan acara ini dengan jual beli, mengirim kartu, mencetak, dan mensponsori acara tersebut karena ini termasuk tolong menolong dalam dosa dan kemaksiatan. Ingatlah, Setiap orang haruslah takut pada kemurkaan Allah Ta’ala. Semoga tulisan ini dapat tersebar pada kaum muslimin yang lainnya yang belum mengetahui. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada kita semua.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Panggang, Gunung Kidul, 12 Shofar 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id

Tentang Raissa

Prestasi :
Perintis Rohis pertama di Jambi kalangan SMA
Perintis Pengadaan pesantren kilat untuk pertama kalinya di SMA N 1 Jambi
Nasyid di SMA N 1 Jambi untuk pertama kalinya tampil di acara pernikahan

Karakteristik :
Ada Cinta, Ada Dakwah, Ada Ukhuwah, Ada Prestasi

Sejarah :
Raissa terbentuk pada awal april 1992. Berdirinya Raissa hanya bermodalkan pertemanan baik. awalnya, kak Faisal yang merupakan alumni SMA N 1 sangat dekat dengan siswa SMA N 1 kelas XI. kak Faisal dulunya adalah seorang gitaris band yang tertarik untuk mengenal Islam lebih dalam. Beliau sering bermain basket dengan siswa SMA N 1 Jambi. Lalu dari situ mereka jadi sering ngobrol. Obrolan mereka pun menjurus ke soal agama. semenjak itu mereka sepakat untuk membuat taklim. Saat itu, taklim tersebut belum mempunyai nama. Awalnya peminat taklim itu cukup banyak, yaitu sekitar 30 orang. taklim tersebut di laksanakan di Mesjid Nurdin setiap ahad.
yang menjadi pembinanya kak Faisal dan kak Asep yang merupakan alumni STAN. siswa yang hadir pun bukan hanya Ikhwan, tetapi juga Akhwat. karena pada saat itu sedang masa represif, maka taklim mereka pun selalu di awasi intel.
sebulan kemudian pun mereka sepakat untuk membuat nama persatuan taklim mereka.
lalu diambillah sebuah nama yaitu RAISSA yang kepanjangannya adalah Remaja Islam Smansa.